WhatsApp

Karakter Kota Yogyakarta

Coworking Space atau tempat kerja bersama mulai menjadi tren di kota-kota besar di Indonesia beberapa tahun terakhir. Termasuk di Yogyakarta, yang dengan karakteristik demografinya berpotensi untuk memunculkan jenis ruang dan atmosfer kerja yang baru. Yogyakarta identik dengan pendidikan, namun kini Yogyakarta juga sudah mulai ramai didatangi perusahaan-perusahaan rintisan ataupun korporasi besar yang sudah mapan. Kota ini menawarkan keunggulan yang jarang dimiliki oleh kota lain, yakni mahasiswa. Ada sekitar seratusan perguruan tinggi yang menempati berbagai sudut kota Jogja, dan ada sekitar 300 ribu mahasiswa yang menjatuhkan pilihannya kepada kampus-kampus yang ada di Jogja. Hal ini tentu membuat dinamika kehidupan di Jogja sangat kental dengan dunia mahasiswa. Selain jumlahnya yang begitu banyak, latar belakang budaya dan sosial mahasiswa yang datang juga menambah keragaman demografi kota pelajar ini.

Jika membandingkan dengan masa-masa sebelumnya, karakter kota pendidikan atau kota pelajar nyaris tidak berubah hingga kini. Termasuk status kota Wisata yang menjadi tumpuan pendapatan daerah istimewa ini. Sejak dulu pendidikan dan utamanya pariwisata mendominasi roda ekonomi dan aktivitas masyarakat. Lokasi-lokasi wisata baru muncul menawarkan atraksi yang berbeda-beda. Kampus pun juga akhirnya menjadi simpul ekonomi yang memiliki efek berantai sehingga memunculkan sektor-sektor usaha baru. Berbagai fenomena tersebut sejatinya berpotensi menciptakan peluang baru yang jarang menjadi perhatian, yakni Jogja sebagai kota “jasa”.

Potensi coworking bagi Yogyakarta

Perkembangan teknologi secara nyata mendorong berbagai perubahan besar dalam dunia kerja. Manusia zaman ini bisa bekerja dari berbagai tempat di belahan dunia, tidak selalu harus di kantor. Terlebih lagi dalam situasi pandemi Covid19 di awal 2020, banyak perusahaan yang menerapkan kebijakan “Work from Home” atau bekerja dari rumah. “Jarak” kini pun memiliki definisi “kemudahan akses”, bukan sebatas fisik dalam ukuran kilometer. Maka dengan ketersediaan teknologi dan sumber daya manusia muda yang berlimpah, Jogja memiliki potensi besar untuk menjadi rumah bagi perusahaan-perusahaan dengan fokus bisnis digital.

Tentu generasi kini memiliki gaya bekerja yang belum tentu sama dengan generasi sebelumnya. Keberadaan tempat-tempat seperti cafe atau coworking space memunculkan alternatif tempat dan atmosfer kerja maupun belajar yang baru. Beberapa jenis pekerjaan yang berkaitan dengan dunia digital memungkinkan si pelaku untuk beraktivitas dari mana saja dan kapan saja. Mahasiswa dengan berbagai kekhasan dan keluwesannya, memiliki peluang untuk menjadi tenaga kerja terdidik yang bisa bekerja tanpa terikat tempat dan waktu.

Perusahaan bisa memanfaatkan berbagai coworking space yang ada di Jogja sebagai ruang kerja para mahasiswa yang direkrut, tanpa repot harus memikirkan setup kantor dan segala fasilitasnya yang juga tidak murah. Selain penghematan di sisi biaya, perusahaan juga akan mampu memonitor bakat-bakat terpendam sejak dini sehingga memudahkan dan mempersingkat perekrutan tenaga kerja tetap baru di masa mendatang. Mahasiswa yang direkrut bisa mendapatkan tambahan uang saku serta pengalaman dunia kerja yang membuat mereka akan lebih siap kerja ketika sudah lulus nanti. Kampus akan lebih mudah menghubungkan dunia pendidikan dan dunia kerja, membuatnya lebih berperan dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia. Masyarkat pun pada akhirnya akan memperoleh efek positif dari meningkatnya kualitas pendidikan dan kualitas kerja dari generasi mudanya. Ini adalah contoh sebuah simbiosis mutualisme yang saat ini masih jarang mendapat perhatian baik oleh korporasi, akademisi ataupun pemangku kebijakan.